Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi
dan hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta
sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling
sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang
sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila
sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau
perusahaan.
Budi daya nila merah telah berkembang di beberapa daerah, bahkan produksinya telah diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Dagingnya putih serta tebal. Rasanya enak, seperti ikan kakap merah. Di beberapa negara Eropa, daging nila merah dimanfaatkan sebagai substitusi bagi daging kakap merah.
Untuk
mengetahui jenis penyakit dan Cara pencegahannya, diperlukan diagnose
gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat
diamati dengan tenda-tanda berikut.
a) Penyakit Kulit
Gejala
:
- - Berwarna merah di bagian tertentu.
- - Kulit berubah warna menjadi lebih pucat.
- - Tubuh berlendir.
Pengendalian :
- - Perendaman ikan dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 3o-6o menit dengan dosis 2 g/10 l air.
- - Pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.
- - Perendaman ikan dengan Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.
b) Penyakit Pada
Insang
Gejala
:
- - Tutup insang bengkak.
- - Lembar insang pucat/keputihan.
Pengendalian :
- - Cara pengendalian sama dengan penyakit kulit.
c) Penyakit Pada Organ Dalam
Gejala :
- - Perut ikan bengkak.
- - Sisik berdiri.
- - Ikan tidak gesit.
Pengendalian :
- - Cara pengendaliannya sama dengan penyakit kulit.
Adapun secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada budi daya ikan nila merah di KJA adalah sebagai berikut.:
- Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
- Berikan pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
- Hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.
- Pada prinsipnya pencegahan dapat ditinjau berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.
Pendekatan
lingkungan dilakukan
dengan menjaga kualitas air supaya tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga
wadah budidaya tetap bersih dan sehat dan menghindari pengggantian air yang
mendadak sehingga tidak menyebabkan ikan menjadi stress. Selain itu penggunaan
probiotik/bioremediasi kini sudah banyak dilaksanakan.
Pendekatan
inang dilakukan
dengan cara penanganan ikan yang baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan
ikan menjadi luka/lecet dan tidak stress, pengaturan kepadatan ikan yang
disesuaikan dengan ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang
tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan oleh ikan). Pakan yang
diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain
itu pemberian pakan harus tepat waktu pemberian artinya kapan waktu yang tepat
untuk memberi pakan. Misalnya untuk ikan yang sifatnya nocturnal (misalnya ikan
Lele) pakan porsi terbanyak sebaiknya diberikan pada waktu sore atau malam
hari. Sedangkan bagi ikan yang non-nocturnal maka pakan bisa diberikan pagi, siang
dan sedikit pada waktu sore hari. Guna menjaga kesehatan ikan juga dapat
dilakukan dengan menimbulkan kekebalan ikan. Kekebalan pada ikan dapat
dibedakan menjadi kekebalan yang specific (humoral) dan kekebalan non-specific
(selular/cell-mediated immunity). Kekebalan spesifik artinya kekebalan yang
dibentuk hanya efektif untuk mencegah terhadap suatu patogen tertentu. Misalnya
pemberian vaksin anti Vibrio pada ikan maka kekebalan yang terbentuk hanya
mampu untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio sp. Sedang
kekebalan yang non-spesific adalah kekebalan yang dibentuk untuk sebagai anti
dari berbagai infeksi. Kekebalan seperti ini biasa diproduksi dengan cara
pemberian immunomodulator yaitu antara lain Vitamin C, Lypopolysaccharide
(LPS), dan glucan.
Pendekatan
patogen,
pada prinsipnya kita menjaga supaya virulensi patogen tidak meningkat.
Virulensi patogen biasanya berkaitan erat dengan makin memburuknya lingkungan
dan juga dengan derajat stres dari inangnya. Jadi supaya patogen tidak
meningkat patogenitasnya kita harus menjaga agar kondisi lingkungan tidak
semakin buruk dan menjaga agar inang tetap dalam keadaan kondisi yang prima.
Kondisi lingkungan yang makin buruk akan memacu perkembangan patogen lebih
meningkat.
Pada
intinya,
mencegah penyakit dapat dilakukan melalui a). Manajemen
Budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat tebar
yang disesuaikan dengan daya dukung lahan, melaksanakan b). Manajemen
lingkungan dan c). Manajemen pakan. Manajemen
lingkungan yang dimaksud adalah menjaga lingkungan perairan supaya selalu
berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak
menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan pada ikan harus tepat mutu, tepat
jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.
Pemanfaatan
Tanaman Obat Tradisional Dalam Pengendalian Penyakit Ikan
Salah
satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan
menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan
dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam
tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan
tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung
senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat
bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan
bakteri).
Dari
beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air
tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama,
dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang
disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah
hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia.Ketiga,
mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup
murah.
Fitofarmaka
yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit nila
adalah bawang putih(Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia
cattapa). Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan
bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun
jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale)
dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih
diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman
sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti
bakteri juga bersifat anti viral.
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar