Salah satu kendala dalam budidaya
ikan gurame khususnya pembibitan dalaha untuk mengirim/distibusi hasil kegiatan
pembibitan tersebut. Proses pengangkutan bibit ikan dilakukan secermat mungkin
untuk meminimalkan tingkat gangguan yang mungkin timbul akibat pengaruh
perubahan lingkungan yang tiba-tiba atau karena proses pemuatan yang kurang
hati-hati yang dapat menyebabkan bibit ikan menjadi stress.
Selain itu untuk menghindari tingkat
stress yang lebih tinggi maka pemindahan bibit ikan dari lokasi kolam
pemeliharaan sedapat mungkin tidak dilakukan pada saat kondisi terik sinar
matahari. Pemindahan bibit ikan hanya dilakukan pada pagi atau sore hari
dan disaat kondisi cuaca masih cukup bagus (tidak hujan). Mengingat jumlah
bibit ikan yang dikirim kali ini cukup besar maka proses pengiriman pun
dilaksanakan dalam beberapa tahap dimana dalam setiap tahap pengiriman dapat
berlangsung 1 atau 2 kali pengangkutan. Pengiriman tahap pertama terdiri dari
2,5 kwintal bibit ikan gurame berukuran 3 - 4 ekor per kilogram yang
kemudian diteruskan dengan pengiriman 4000 ekor bibit gurame ukuran '3
jari' di tahap kedua dan 3000 ekor bibit gurame ukuran 'jempolan' (13-15 ekor/
kg) di tahap ketiga.
Seperti pengiriman bibit ikan
sebelumnya, proses pengiriman kali ini pun dilakukan dengan menggunakan
drum-drum plastik terbuka berisi air yang berasal dari masing-masing kolam
tempat dimana bibit ikan gurame ini semula dipelihara. Untuk menjaga agar bibit
ikan yang terkirim tetap dalam keadaan prima saat tiba di tempat tujuan maka
kepadatan ikan dalam setiap drum perlu dibatasi. Masing-masing drum hanya diisi
60 - 70 ekor bibit ikan gurame (ukuran 3 - 4 ekor/ kg) sedangkan untuk yang
berukuran '3 jari' dapat dimuat hingga 80 - 90 ekor per drum. Pada setiap drum
perlu disertakan pula beberapa tanaman apung seperti kangkung air
ataupun apu-apu yang dapat membantu menjaga tingkat kelembaban dan
kesegaran air selama proses pengiriman.
Jenis tanaman air yang dimasukkan dalam setiap drum selalu disesuaikan dengan jenis tanaman yang ada lingkungan air kolam dimana bibit ikan berasal. Dengan demikian diharapkan bibit ikan tetap merasa nyaman saat proses pemindahan dan pengangkutan menuju lokasi kolam yang baru. Untuk mencegah kemungkinan adanya bibit ikan yang melompat keluar dari drum selama berlangsungnya proses pengiriman maka drum-drum plastik tersebut perlu diberi bahan penutup berupa jaring yang diatur sedemikian rupa sehingga permukaan air dalam setiap drum dapat terlindungi dengan baik namun masih dimungkinkan terjadinya pertukaran udara.
Jenis tanaman air yang dimasukkan dalam setiap drum selalu disesuaikan dengan jenis tanaman yang ada lingkungan air kolam dimana bibit ikan berasal. Dengan demikian diharapkan bibit ikan tetap merasa nyaman saat proses pemindahan dan pengangkutan menuju lokasi kolam yang baru. Untuk mencegah kemungkinan adanya bibit ikan yang melompat keluar dari drum selama berlangsungnya proses pengiriman maka drum-drum plastik tersebut perlu diberi bahan penutup berupa jaring yang diatur sedemikian rupa sehingga permukaan air dalam setiap drum dapat terlindungi dengan baik namun masih dimungkinkan terjadinya pertukaran udara.
Setiba di lokasi tujuan, setiap drum
berisi bibit ikan ukuran '3 jari' ini lantas ditimbang dan dicatat berat
kotornya kemudian dibawa menuju kolam-kolam tebar yang telah disiapkan. Saat
proses penebaran berlangsung jumlah bibit ikan yang dikeluarkan dari setiap
drum kembali dicatat guna dicocokkan dengan data pengiriman. Masing-masing drum
yang telah dikeluarkan bibit ikannya kemudian ditimbang kembali. Dengan
demikian maka berat bibit ikan dalam setiap drum dapat diketahui dengan
mengurangkan berat drum berikut air dan tanaman apungnya (setelah bibit ikan
dikeluarkan) terhadap berat kotornya mula-mula. Demikian seterusnya hingga
seluruh bibit ikan gurame ini selesai ditebarkan.
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar