Pages

Jumat, 02 Januari 2015

UPAYA NELAYAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN MELAWAN POTAS

MEDLUHKAN - Ditengah maraknya pelestarian lingkungan melalui upaya konservasi dalam menjaga keseimbangan alam ternyata ada segelintir orang yang masih marak untuk merusaknya dengan berbagai alasan. Dusun Kedunen, adalah salah satu dusun yang berada di Desa Bomo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Dusun yang menyimpan seribu potensi pengembangan sumberdaya kelautan saat ini telah menjadi tambang emas bagi para pengusaha perikanan khususnya pengusaha ikan hias.


Sebenarnya tidak ada masalah jika para pengusaha tersebut mengeksporasi alam dan memanfaatkannya, akan tetapi tetap harus menjaga kelestarian lingkungan, keberlanjutan dan keseimbangan alam serta ikut membantu mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan yang berada disana. Permasalahannya ternyata banyak sekali para nelayan yang berprofesi sebagai Pemotas. Pemotas adalah suatu istilah yang diberikan bagi para pencari ikan dengan menggunakan potassium, memang mudah dalam menggunaanya yaitu dengan menaburkan atau menyemprotkan bubuk potasium tersebut makan ikan akan keluar dengan sendirinya dalam keadaan mabuk sehingga para pencari ikan tersebut dapat mengambilnya langsung dengan menggunakan serokan atau tangan sekalipun dan memasukannya pada kantong yang telah disediakan. Akan tetapi kalau kita mengetahui dampaknya akan sangat mengerikan, karena potasium ini merupakan salah zat beracun sehingga terumbu karang yang telah di semprot ataupun ditebar potas akan rusak bahkan hancur. Kehancuran terumbu karang ini adalah awal bencana bagi para pencari ikan tersebut mapun para nelayan yang lainnya di wilayah itu. Jika terumbu karang hancur maka tidak ada tempat bagi ikan untuk dapat berkembang biak sehingga populasi ikan jelas sekali akan menurun bahkan tidak akan ada ada sama sekali.

Rupanya hal ini belum disadari oleh para Pemotas maupun para pengusaha yang menggunakan jasa Pemotas di daerah tersebut, sehingga sampai saat ini aktifitas penangkapan ikan dengan potasium masih terus berjalan. Memang aktifitasnya tidak segencar tahun-tahun sebelumnya karena para Pemotas sendiri sering keluar masuk kantor polairut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, akan tetapi tidak berlangsung lama Pemotas tersebut bebas. Memang penegakan hukum yang lemah pun menjadi salah satu penyebab maraknya penggunaan potasium dalam usaha penangkapan ikan khususnya ikan hias.

Melihat kondisi tersebut beberapa nelayan merasa prihatin dan merasa saatnya harus bertindak. Tindakan yang dilakukan bukan menggunakan jalur hukum apalagi kekerasan akan tetapi dengan cara memberikan pengertian dengan cara perlahan. Pengertian hal tersebut diberikan pada saat diskusi dengan beberapa Pemotas walaupun tidak semuanya dapat memahami tentang bahaya penggunaan potasium akan tetapi dampaknya Pemotas dapat berkurang.

Gatot Sunarto yang merupakan ketua Kelompok Usaha Bersama Bayu Samudra yang juga merupakan tokoh masyarakat di dusun kedunen desa bomo kecamatan rogojampi merasa geram dengan kondisi ini, baginya para Pemotas adalah ancaman bagi keberlangsungan usahanya sebagai nelayan dan terlebih lagi ancaman bagi wawasan bahari generasi kedepan. “ Bagaimana bias anak cucu kita bisa melihat langsung berbagai jenis ikan hias jika rumahnya dirusak oleh para Pemotas??” ungkap gatot. Oleh karena itu bapak dua orang putri ini memiliki tekad yang kuat untuk dapat merubah kondisi ini dengan berbagai ide yang akan dilakukannya.

Dengan terus berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi juga dengan penyuluh perikanan kecamatan rogojampi, gatot sunarto memiliki mimpi merubah desa kedunen ini dari desa potas menjadi desa ekowisata. Tentunya bukan hal yang mudah merubah kebiasaan para Pemotas di dusun tersebut akan tetapi bukan hal yang mustahil juga untuk merubahnya.

Berbagai alternatif pemecahan permasalahan ini sudah mulai ada, yaitu akan dilakukan pembuatan dan uji coba Jarantas Jaring Penangkap Ikan Tanpa Potas. Jarantas adalah jenis jaring yang dibentuk khusus untuk memudahkan penangkapan ikan, jarring ini dibuat dari bahan multi filament sehingga seratnya sangat halus dan lembut dengan tujuan agar ketika ikan hias ditangkap tidak cacat atau luka. Kemudian akan adanya diskusi dengan pengusaha perikanan khususnya para pengusaha ikan hias sehingga akan dapat diketahui apa yang diinginkan pengusaha dan bagaimana jalan keluarnya sehingga ketersediaan ikan akan terus ada yang akhirnya menguntungkan para pengusaha perikanan tersebut. Selain itu akan ada edukasi khusus kepada masyarakat khususnya anak-anak sebagai penerus generasi mendatang untuk dapat melestarikan lingkungan khususnya terumbu karang dan masih banyak lagi.

Kembali lagi tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah, akan tetapi ini adalah suatu tantangan untuk dapat meraih keberhasilan kedepannya serta tentunya bantuan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar pelestarian lingkungan melalui upaya konservasi dapat berjalan sehingga ketersediaan sumberdaya ikan akan terus melimpah dan hasil akhir dari semua itu adalah kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.[frm/red]

Penulis :
Firman Pra Setia Nugraha, S.St.Pi
Penyuluh Perikanan BPPP Banyuwangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About